USAHA
LELE DUMBO BAPAK JOKO MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DHUSUN NGERENG ERENG
DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN BATUWARNO

Karya
Tulis Ini Disusun Sebagai Sarana Berlatih Berpikir Ilmiah dan Sebagai Syarat
Mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas XI
Disusun oleh:
Nama :
NIS :
Kelas :
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BATURETNO
2014
PENGESAHAN
Karya
tulis ini telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 1
Baturetno pada,
hari :
tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing
I, Pembimbing
II,
Mengesahkan,
Kepala SMA Negeri 1 Baturetno
Dra. Yuli Bangun Nursanti, M. Pd.
Pembina
NIP 19640720 199512 2 003
Motto:
1. Kesempatan
hanya datang satu kali tidak berulang kali
2. Kesempatan
hanya datang untuk orang orang yang mau berusaha
3. Kesulitan
datang dari pandangan orang itu sendiri
4. Tidak
akan ada masalah tanpa penyelesaian
5. Sebaiknya
berjuang untuk hidup dari pada hidup mewah penuh dosa
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini
penulis persembahkan kepada:
1. Orang
tua tercinta
2. Keluarga
besar tersayang
3. Teman
teman XI IPS 5
4. Pembaca
yang budiman
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah dengan lancar dan baik.
Dalam karya ilmiah ini penulis
berusaha menyampaikan bagaimana cara budidaya lele dengan baik dan benar agar
menghasilkan kualitas lele yang baik.
Terselesainya, penulisan karya
ilmiah ini tidak terlepas dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra.
Yuli Bangun Nursanti, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Baturetno.
2. Ibu
Ekowati Sulistyoningsih, S.Pd dan ibu Susi Dewi Maulana, S.Pd selaku pembimbing
karya ilmiah.
3. Semua
pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah ini.
Penulia menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi pembaca yang budiman.
Baturetno,…2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………….i
Pengesahan………………………………………………………………..ii
Moto………………………………………………………………………iii
Persembahan……………………………………………………………...iv
Kata pengantar…………………………………………………………….v
Daftar isi…………………………………………………………………vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang…………………………………………………1
B. Rumusan
masalah……………………………………………...1
C. Tujuan………………………………………………………….2
D. Kegunaan
penelitian…………………………………………...2
E. Metode
penelitian……………………………………………..2
F. Hipotesis………………………………………………………3
G. Waktu
dan lokasi penelitian…………………………………3
H. Sistematika
penelitian…………………………………………3
BAB II KERANGKA TEORI
A. Lele……………………………………………………………5
B. Jenis
lele……………………………………………………….5
C. Memelihara
lele secara terpadu……………………………….7
D. Cara
mengobati penyakit lele………………………………11
BAB
III PENBAHASAN
A. Analisa
hasil usaha…………………………………………12
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………14
B. Saran………………………………………………………..15
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………16
LAMPIRAN……………………………………………………………17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebagian besar
masyarakat indonesia pasti sudah mengenal lele dan hampir sebagian besar dari
mereka pernah mengkonsumsi lele karena begitu populernya lele, sehingga di
warung warung atau restoran menyediakan lele sebagai salah satu makanan yang
disajikan.
Lele merupakan salah satu
komonditas perairan yang di budidayakan di air tawar, mempunyai kandungan gizi
dan protein yang cukup tinggi sehingga banyak orang yang mengkonsumsi lele dari
berbagai lapisan dan tingkatan masyarakat, karena disamping harganya cukup
terjangkau selain itu pemeliharaan lele tidak terlalu rumit dibandingkan jenis
ikan lainnya , sehingga banyak orang yang membudidayakannya.
B.
Rumusan masalah
1. Bagaimana
cara memelihara lele secara terpadu?
2. Cara
mencegah atau mengobati penyakit lele?
3. Seberapa besarkah hasil usaha pembesaran lele agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat ?
C. Tujaun
a.
Tujuan
Praktis
Untuk mengenalkan kepada pembaca khususnya guru, siswa
dan masyarakat umum agar mereka mengenal bagaimana cara memelihara lele dengan
baik dan benar agar menghasilkan kualitas lele yang baik.
b.
Tujuan
Akademis
Karya tulis ini disusun sebagai sarana berlatih berpikir
ilmiah dan sebagai syarat mengikuti ulangan kenaikan klas XI.
D. Kegunaan Penelitian
a)
Dari
segi teoritis
Memberikan
sumbangan wawasan dan ilmu mengenai usaha lele dumbo.
b)
Dari
segi praktis
Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui lebih mendalam
mengenai usaha lele dumbo sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang
berusaha untuk meningkatkan pendapatan engan membudiyakan lele dumbo.
E.
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan
data dan informasi yang diperlukan,
penulis menggunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung.teknik
wawancara.dan teknik studi kepustakaan atau study pustaka. Tidak hanya itu,
kami juga mencari bahan dan sumber – sumber dari media masa elekronik yang
berjangkuan internasional yaitu Internet
.
F.
Hipotesis
Penelitian
ini dilakukan dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan
terhadap masalah yang diangkat.Adapun keyakinan / hipotesis tersebut yaitu “
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap salah satu faktor yang paling dominan
untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.
Waktu
dan lokasi penelitian :
a.) Waktu
pelaksanaan :
b.) Lokasi / tempat :
G. Sistematika penelitian
Pada
karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dari bab pendahuluan
yang isinya meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah,kegunaan masalah, tujuan peniliti,
metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian sampai terkhir
sistematika penelitian.dilanjutkan denganbab kedua yang berisi kerangka teori
yang terdiri dari beberapa tokoh ahli. Lalu dilanjutkan dengan bab ke tiga yang
berisi dikumpulkan sesuai dengan sistematika penulisan yang tercantum dalam
bagian pendahuluan dan diakhiri dengan bab ke empat yang berisi simpulan yang
disusun sesuai dengan urutan permasalahan yang telah dirumuskan dan saran yang
berisi suatu tindakan yang perludilakukan oleh semua pihak tertentu sesuai
dengan temuan yang diperoleh dalam penelitisn serta oprasional.
BAB
II
KERANGKA
TEORI
A. Lele
Ikan lele (llarias sp)
merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti
rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan tempat
berlimpur yang kekurangan oksigen.Ikan Lele termasuk dalam famili Claridae dan
sering juga disebut Mud Fish atau Cat Fish.
Di Indonesia, Ikan Lele
dikenal dengan beberapa nama daerah, seperi ikan maut.(Sumatera Utara dan
Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis). Ikan lele lebih dikenal
sebagai hewan Karnifora karene kegemarannya makan cacing,Serangga air dan
udara.
Pada tahun 1980-an,
masuklah Variates lele dumbo (Clarias Ganiepinus) yang berasal dari Afrika.pada
tahun 2000-an, mulai dikenal lele phyton. Lele ini berasal dari Pandeglang,
Banten, yang merupakan hasil kawin silang antara Lele Dumbo lokal dan ekx
Thailland. Sebelumnya para ilmuwan Indonesia juga berhasil juga mengembangkan
Varientas Lele Sangkuriang yang merupakan pengembangan dari Varietas Lele Dumbo.
B. jenis Lele
Di Indonesia ada beberapa
jenis Lele yang sudah dikembangkan, yaitu :
-
Clarias
Batrachus, dikenal sebagai ikan Lele (Jawa), ikan Kalana (Sumatra Barat). Ikan
maut (Sumatera Utara), dan pintet (Kalimantan Selatan).
-
Clarias
Teysmani, dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat), kalang putih (Padag).
-
Clarias
Nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan Lindi (Jawa). Ikan lele (Kalimantan
Selatan).
-
Clarias
Loicanthus, yang dikenal sebagai ikan
keli (Sumatra Barat), ikan Penang (Kalimantan Timur).
-
Clarias
Geriepinus yang dikenal sebagi lele Dumbo (Lele Dombo).King Cat Fish, berasal
dari Afrika.
Dari
keseluruhan jenis lele tersebut, Clarias Bathrichus (lele lokal) dan Clanial
Qariepinus (lele Dumbo) yang paling populer, sedang jenis ikan yang lain kurang
populer bahkan sudah langka dan jarang ditemukan. Sejalan dengan semakin
tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan lele, ini ada beberapa jenis
lele unggulan dan banyak dibudidayakan oleh peternak ikan lele yaitu :
1.
Lele
Dumbo
Jenis lele ini banyak dibudidayakan,
secara umum lele dumbo mirip dengan lele lokal hanya ukuran tubuh lele dumbo
lebih besar dibanding lele lokal. Karena tubuh lele dumbo akan berubah
bercak-bercak hitam dan putih bila terkejut atau stres.
Beberapa literatur menyebutkan lele
dumbo merupakan hasil perkawinan silang dua species, yaitu antara leel betina
Clarias Fuscus dari Taiwan dan lele jantan Clarias Mossambicus dari Afrika.
Dari hasil perkawinan tersebut, diduga sifat-sifat lele jantan lebih dominana.
2.
Lele
Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan lele
dumbo adalah lele Sangkuriang. Lele Sangkuriang merupakan perkawinan antara
leel Dumbo betina Fa dengan lele dumbo jantan > F6 dan menghasilkan leel
dumbo jantan Fa-6. Selanjutnya lele dumbo jantan Fa-6 dikawinkan kembali dengan
lele dumbo betina Fa sehingga dihasilkan leel Sangkuriang. Kemunculan leel
Sangkuriang dilatar belakangi kualitas leel dumbo yang cenderung semakin
menurun.
3.
Lele
Pithon
Lele pithon merupakan hasil
perkawinan antara indukan betina leel eks thailand dengan indukan jantan lele
dumbo F6. Perkawinan induk tersebut menghasilkan lele yang mempunyai ciri,
warna dan entuk kepal hampir menyerupai ular pithon, yaitu mulut kecil dan
kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah, hingga akhirnya lele jenis ini
disebut leel pithon.
Ciri lain adalah leel pithon
mempunyai punuk dibelakang kepala, ekor bulat dan sungut lebih panjang
dibandingkan lele dumbo biasa. Keunggulan lele pithon pertumbuhanya lebih panjang dibandingkan lel
dumbo biasa. Keunggulan lele pithon pertumbuhanya lebih cepat, berukuran
seragam, tingkat kelulusan hidup (SR) tinggi dan relatif lebih tahan terhadap
serangan penyakit.
C. Memelihara
lele secara terpadu
1. Persiapan
kolam
Sebelum ditebari benih lele, kolam dipersiapkan
lebih dahulu. Bentuk dan luas kolam disesuaikan dengan lahan kolam disesuaikan
dengan lahan yang tersedia. Bias bundar, persegi panjang, ata bujur sangkar.
Hal yang harus diperhatikan kolam harus mudah memperoleh perairan . kedalaman
air kolam sebaiknya 75-100 cm. bila lele yang dipelihara kecil - kecil (
berukuran benih ) maka kedalaman kolam dapat semakin dangkal , tetapi tetap
minimum 40 cm.
Luas kolam sebaiknya dibatasi untuk memudahkan
penanganan. idealnya 50 meter persegi. Ukuran bisa 5 x 10 meter atau 12,25 x 4
meter.tiap petak dilengkapi pintu pemasukan air dan pintu pembuangan. Cara ini
untuk memudahkan pengeringan kolam, penggantian air lebih sempurna juga dapat
menekan biaya dengan tidak perlu membeli pompa sedot air.
2. Syarat
air Memelihara lele tidak membutuhkan air melimpah asal tidak tercemar limbah industri
meski menurut penelitian air yang terbaik adalah bila air mengalir bias
bermacam – macam sungai, saluran irigasi atau pompa. Dengan demikian, terbuka
kesempatan berternak lele pada lahan yang tidak memiliki atau saluran irigasi.
Untuk tumbuh sempurna lele memerlukan air dengan ph 6, 5 – 7,5 berusaha antara
25 – 35, dan ladar oksigen terlarut 3 ppm.
Sedangkan
saluran pemasukan air dibuat parallel ( pintu pemasukan air tersendiri dari
sumber air ). Jika pintu pemasukan air dibuat sistem seri apabila kolam yang
diatas kena penyakit, maka kolam dibawahnya akan kena juga.
3. Ukuran
benih
Benih yang akan diebarukuranya harus
seragam dan ditebar pada ukuran kurang lebih 3 – 5 cm. sebelum ditebar benih
direndam dalam larutan antibiotic seperti ferramycine. sebanyak satu sendok teh
dengan 10 liter air. Perendaman dilakukan selam 15 menit. Gunannya agar lebih
kuat dan terhadap penyakit.
Benih
yang akan ditebarkan dipilih yang sehat . tanda – tanda benih sehat antara lain
:
a. Badan
tidak luka
b. Kulit
nampak mengkilat
c. Gerakannya
gesit
d. Akan
terkejut jika wadahnya diketuk.
Lele dapat menunjukkan warna pucat atau
sebaliknya tampak hitam karena stress dalam pengangkutan atau karena kepanasan.
Namun hal ini tidak akan berlangsung lama, akan kembali normal asalkan gerakkan
benih masih gesit.
4. Cara
penebaran
Cara menebar benih lele tidak boleh
langsung dituang tetapi di adaptasi dulu agar suhu air di dalam tempat benih
sama dengan suhu air kolam.teknik paling aman adalah dengan mengapungkan tempat
pengangkut benih di permukan air kolam selama setengah jam. Berikutnya, ikatan
alat angkut di buka sambil menyiduk air
kolam ke plastik pengangkut sedikit demi sedikit. Kemudian biarkan lagi terapung kurang lebih
15 menit. Setelah itu biarkan benih keluar sendiri menuju air kolam.
5. Pemberian
Pakan lele
Makanan lele berupa
pellet berkadar protein 25 % dan di beri pakan tambahan seperti sisa makanan,
ampas kelapa, dedak, dan daun – daunan. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore hari.
Cara
pemberian Pellet maupun makanan pengganti pellet di sajikan dalam baki kayu
atau tampah yang di beri tali dan kemudian gagang ditenggelamkan ke dasar
kolam. Jumlah makanan dinaikan seiring bertambahnya bobot lele.
6. Masa
Pemanenan
Sekitar 3 sampai 4 bulan kemudian lele
sudah siap di panen. Lele yang siap di panen ukuran badanya kurang lebih 150 –
200 gr per ekornya. Ukuran berupa ini adalah ukuran yang sangat dibutuhkan oleh
konsumen atau restoran. maka panen lele dengan car mengeringkan kolam.
Setelah
kolam kering, lele diambil menggunakan jarring stsu lsmbil. Jika takut kena
patil, penangkapan dapat dibantu dengan memasukkan potongan – potongan pralon
atau bamboo. Lele yang gemar bersembunyi ini akan berkumpul dalam lubang
paralon atau bambu dan mudah ditangkap. Kemudian lele siap didistribusikan ke
para pemesan.
D.
Cara mengobati penyakit lele
Penyakit pada lele biasanya disebabkan oleh
mikro organisme yang bersifat parasit yang hidup pada tubuh lele,
mikroorganisme ini biasanya berupa virus, bakter, jamur, dan protozoa yang
berukuran kecil. Beberapa penyakit pada lele antara lain:
1. Penyakit
karena Bakteri Aeromonas hidrophillian oleh mikroorganisme.
Gejalanya:
warna tubuh menjadi gelam,kulit kasat dan timbul pendarahan.
Pengobatan:
melalui makanan antara lain pakan dicampur terramycine.
2. Penyakit
tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium Fortoitum.
Gejalanya: Tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak, bintik putih disekitar mulut
dan sirip.
Pengobatan: Dengan Terramycine dicampur
dengan makanan 5 – 7, 5 gr /100 ikan 1 hari selam 5 – 15 hari.
3. Penyakit
karena jamur
Gejalanya: ikan ditumbuhi sekumpulan
benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah.
Pemgobatan: ikan direndam pada malachite
green oxalate 2,5 – 3 ppm selama 30 menit.
4. Penyakit
cacing trematocla
Gejalanya: insang yang dulu sakkit
menjadi luka – luka, kemudian timbul pendarahan akibatnya pernafasan terganggu.
Pengobatanya: ikan direndam Furazolidan
dengan dosis 20 mg/kg ikan selama 10 – 15 menit.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisa usaha pembesaran
Hasil usaha pembesaran budaya budidaya
lele yang dilakukan oleh bapak joko di susun ngereng - ngereng desa Sumberagung Kecamatan Batuwarno
sebagai berikut:
1. Pengeluaran
Pada benih lele, masing
– masing kolam lele, harganya Rp. 150.- dan pada 1 kolam lele itu berisi 1000
benih lele, jadi di tempat bapak Joko terdapat 6 kolam lele berarti jumlah
total lele yang ada 6000 benih lele, jadi hasil semuanya yaitu masing – masing
lele Rp. 150,- dikalikan 6000 benih lele yaitu Rp. 900.000,-
Pakan lele yang harganya
Rp. 209.000. dan pakan setiap bulan, lele menghabiskan 9 sak lele dikali Rp.
209.000 hasilnya Rp. 1. 881. 000.
Pada perawatan lele,
obat – obatan lele harganya Rp. 150.000, dan biaya pengaliran kolam lele yaitu
Rp. 200.000,-
Pekerja bapak Joko yang
hanya membantunya saat pemanenan saja yaitu 2 pekerja, dan masing- masing
dibayar Rp. 200.000 setiap
Jadi total semua
pengeluaran yang dikeluarkan oleh bapak Joko pada usaha budidaya lelenya yaitu
Rp. 3. 331.000
2. Pendapatan
Dari
6000 ekor lele hanya mampu menghasilkan 420 kg, dan harga perkilo lele Rp. 12.
000,- jadi hasil keseluruhanya yaitu 420 kg lele dikalikan Rp. 12. 000 hasilnya
Rp. 5. 040. 000,-
3. Laba
usaha
Laba usaha yang mampu
dihasilkan bapak Joko yaitu jumlah pendapatan di kurangi jumlah pengeluaran
keseluruan jadi Rp. 5. 040. 000,- di
kurangi Rp. 3. 331. 000 hasilnya Rp. 1. 709.000 ,- ( keuntunganya usaha bapak
Joko selama 3 bulan ), dan keuntungan perbulannya yaitu Rp. 1 . 709. 000, -
dibagi 3 bulan hasilnya ± Rp.569. 700. -
Dari dara diatas dapat kita ketahui
bahwa budidaya lele merupakan usaha sampingan yang menguntungkan selain itu
hasil laba dari budidaya lele Bapak Joko mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat dhusun ngereng – ngereng desa Sumberagung Kecamatan Batuwarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar