Selasa, 18 Februari 2014

Pidato tema Infotainment

Assalamualaikum wr wb, Bapak kepala sekolah yang kami hormati Bapak dan ibu guru yang kami hormati Bapak pengawas ujian praktek yang saya hormati, Bapak dan ibu staf tata usaha yang kami hormati, serta teman- teman SMA Negeri 3 Wonogiri . Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Pada kesempatan yang berbahagya ini , izinkan saya menyampaikan sepatah dua patah kaitanya tentang tayangan infotainment di televisi. Hakikat gosip, digosok makin sip. Vitamin sekaligus bumbu penyedap perbincangan. Di kantor, warung kopi, arisan bahkan pengajian nuansa bergosip terasa kental dalam kehidupan. Gosip bisa bertema lokal, interlokal bahkan internasional. Salah satu pengepul tema gosip paling mutakhir adalah televisi. Bayangkan, jika sejumlah TV nasional menyajikan sekurangnya tiga tayangan gosip sehari. Maka 40 kali jam tayang acara sejenis bisa nongol setiap hari di depan mata kita. Sekedar catatan, fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia), bahwa tayangan gosip,sama dengan ghibah, haram hukumnya, juga tak begitu digubris industri televisi. Pun, ungkapan dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia),menyatakan tayangan infotainment sebagai program nonfaktual yang layak sensor,juga tak menyurutkan gaya komunikasi membabi buta para presenter dalam penayangan acara jenis ini. Setiap jam, siapapun dia, artis, politisi, dai, pen gusaha, pengacara, peramal, pesulap atau apapun profesinya bertebaran di layar kaca, dibahas, digugat, dikemas sedemikian rupa segala pernik kehidupannya. Hanya belakangan ini, rupanya gosip manusia dihiasi menu tambahan. Televisi seperti berlomba menggosipkan alam. Tengoklah tayangan Selebrita (Selebriti dalam Berita) di Trans7, sore itu mengangkat fenomena cuaca ekstrem yang mengakibatkan turunnya hujan deras dan banjir. Banjir, lanjut Selebrita membikin lalu lintas Jakarta macet parah. Selanjutnya, selebriti Manohara yang cantik jelita gagal bertemu penggemarnya. Tidak berhenti di situ, infotainment lantas mengajukan pertanyaan, inikah pertanda Jakarta bakal tenggelam, apakah cuaca ekstrem ini merupakan tanda akhir zaman? Selain Tran7,Insert Investigasi milik TransTV,Silet dan Kabar-Kabari(RCTI) juga getol mengangkat fenomena alam.Insert,misalnya,pernah mengabarkan fenomena munculnya “empat matahari” di China. Silet pernah menayangkan fenomena “langit terbelah”di Yogyakarta dan “malaikat turun ke Ka’bah”. Kabar-kabari tiada ketinggalan, mengangkat fenomena “hujan darah” di India, yang dispekulasikan sebagai darah alien,mahluk UFO, yang jatuh ke bumi. Paling mutakhir,TV One, akhir oktober, mengangkat fenomena jejak kapal nabi Nuh, sekaligus melansir penemuan jamaah haji Indonesia,tentang tanah berjalan,yang kerap dinamai Jabal Magnet di jazirah arab. Semuanya kemudian tak lupa memberi sinyal tanya, apakah ini petunjuk akhir zaman? Sejatinya,menarik juga bergosip tentang alam. Daripada mulut berbusa menggosip aib manusia. Apalagi para selebriti, akad nikah di Mekah,dua bulan lagi cerai karena perselingkuhan. Atau kisah hidup gonta-ganti pasangan,saling sumpah serapah di layar kaca. Kala lain, orang tua dan anak dipertengkarkan. Dua pihak diwawancara untuk diadu problemnya. Sungguh tak ada keteladanan,apalagi jadi panutan. Berita-berita gosip,layaknya makanan krupuk,gurih renyah dimakan,tapi sama sekali tak ada asupan gizinya. Meskipun saya yakin,jenis berita mengenai alam tak ubahnya trend yang sedang menggejala. Seperti kurun waktu,ramai-ramai isu klenik,misteri maupun politik. Akan tetapi ada sudut yang beda. Infotainment tentang alam selalu merujuk jawaban tidak hanya dari mulut artis, tetapi ulama dan ilmuwan juga disodori untuk berkomentar. Sejurus kalimat muncul tentang tanda-tanda akhir zaman. Para ulama biasanya menjawab bahwa manusia perlu introspeksi diri dan bertaubat. Sementara para ilmuwan kadang bisa menjelaskan kejadian alam yang aneh itu, tetapi kadang malah tak urung kebingungan, karena gosip alam kerap terlalu sensasional bahkan agak sering irasional. Namun syukur jika para penikmat infotainment, justru makin yakin akan kebesaran Allah SWT. Bertambah pula imannya, sekaligus berkurang hobynya menikmati gosip. Lalu senantiasa paham bahwa kiamat kian hari,kian dekat. Sebab tanda alam seperti halnya Jabal Magnet, sudah lama diwahyukan dalam Alqur’an, surat An-Naml,ayat 88 “Kamu lihat gunung-gunung,kamu sangka ia tetap di tempatnya,padahal ia berjalan sebagaimana awan. Begitu kekuasaan Allah,yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguh Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa jazirah arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya. Sebelumnya sekitar lima juta tahun lalu,Jazirah Arab, sebenarnya bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk laut merah. Sementara tentang langit,alien,matahari,rembulan,planet dan bintang-bintang. Allah SWT, sudah menegasikan semuanya dalam firman-Nya di Alqur’an. Mari kita buka tafsir surat ar-Rahman di sana tertuang tentang logika kekuasaan-Nya. Atau sejurus kita urai, tentang akhir zaman, puluhan sinyal Allah bertebaran memberi petunjuk. Gosip alam,mengingatkan saat Rasullullah,ditanya para sahabat,kapan kiranya hari akhir akan datang?……sejurus Nabi menjawab,”adakah engkau mempunyai 2 cinta,bukan cinta pada dunia,melainkan cinta sepenuhnya pada Allah dan Rasul dengan sebenar-benarnya”. PLN, sering alpa mengumumkan kapan listik mati, byar pet. Tetapi Allah maha bijak, memberi banyak sinyal pada kita untuk memahami beberapa petunjuk akhir zaman. Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan , ada kurang lebihnya serta kesalahan ucap baik yang saya sengaja atau tidak, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bapak Ibu serta hadirin semua yang dirahmati Allah Kiranya cukup sampai disini sedikit sambutan yang dapat saya sampaikan. Untuk segala kesalahan dan tutur kata yang kurang berkenan dihati Bapak Ibu serta hadirin semua, baik yang saya sengaja maupun tidak, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirun kalam, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2 komentar: